Don’t save Hajj for the old age! You don’t know the date of your appointment with the angel of death. – Dr. Bilal Philips
Malang, November 2007
Pikiran ini melayang kembali ke 12 tahun yang lalu, saat saya masih bersekolah di MTsN I Malang. Saat itu, saya masih ingat betul di Lapangan Rampal, Malang, melepas kedua orang tua saya menuju Baitullah. Lantunan talbiyah dari lagu Opick menggema, membuat air mata saya pada waktu itu menetes. Saya memeluk ayah dan ibu sembari mendoakan keselamatan mereka berdua. Dari dalam bus, keduanya melambai, terlihat air mata mereka menetes perlahan. Hingga akhirnya bus pergi menuju Asrama Haji Surabaya. Saya pun pulang, berharap agar suatu saat bisa segera mendapatkan panggilan dariNya untuk ke Baitullah.
Hingga tak terasa, tibalah hari kepulangan. Saya menunggu dengan harap-harap cemas pada waktu itu. Alhamdulillah, ayah dan ibu dalam kondisi sehat. Masih teringat pada waktu itu ayah dan ibu saya berkata, “Nak, ibadah haji itu selain ibadah ruhani, ibadah harta, juga ibadah fisik. Makannya, nanti kamu jika ada kesempatan, sebaiknya pergi Haji saat masih muda. Karena fisikmu pada waktu itu masih kuat.” Maka sejak saat itulah, doa – doa kepadaNya senantiasa terlantun. Memohon agar Allah berkenan memanggil diri ini di usia muda.